GENERASI BERIMAN VS GENERASI REBAHAN?

Di era yang sering disebut zaman now, segalanya terasa serba cepat dan instan. Informasi datang tanpa henti, teknologi berkembang pesat, dan gaya hidup manusia pun berubah drastis. Namun, di tengah kemajuan ini, seorang Muslim ditantang untuk tetap teguh memegang nilai-nilai iman dan akhlak yang diajarkan Islam. Jadi, di zaman now atau di zaman tantangan iman ini, kita harus terus hidup berprinsip menjadi generasi beriman di tengah arus modernitas para generasi rebahan.

Mungkin ada sedikit 4 pernyataan di zaman sekarang, yang bisa menyadarkan kita semua. Stop normalisasi hidup tanpa prinsip islam, dan mari berbenah bersama.

  • Dunia yang Semakin Terbuka, Tapi Hati Semakin Tertutup

Zaman modern membawa kemudahan luar biasa: media sosial, kecerdasan buatan, hingga gaya hidup digital. Tapi sayangnya, kemudahan itu sering membuat manusia menjadi sering rebahan serta lupa pada esensi kehidupan. Banyak yang sibuk mencari pengakuan di dunia maya, tetapi lupa mencari ridha Allah di dunia nyata.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

     عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ…

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda: “Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat… (HR. Ahmad)

Hadis ini terasa begitu nyata di zaman sekarang. Nilai benar dan salah sering kali kabur, terganti oleh tren dan opini publik. Segala keburukan dinormalisasikan, begitupun kebaikan-kebaikan terhempas entah kemana.

  • Iman di Tengah Godaan Dunia Digital

Media sosial menjadi ladang ujian baru bagi umat Islam. Riya’ (pamer), ghibah, fitnah, hingga kecanduan dunia maya, itu semuanya dapat mengikis iman perlahan tanpa disadari.

Allah SWT berkalam:

 … وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوٰى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ…

…Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkanmu dari jalan Allah…

(QS. Shad: 26)

Seorang Muslim yang cerdas tidak hanya pintar menggunakan teknologi, tetapi juga bijak mengendalikannya. Ia sadar bahwa setiap “klik” dan “post” akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak. Jadi, mari lebih berhati-hati wahai generasi beriman!

  • Menjadi Generasi Beriman atau Rabbani di Zaman Modern

Islam tidak melarang kemajuan. Justru, Islam mendorong umatnya untuk menjadi yang terbaik dalam ilmu dan akhlak. Namun, kemajuan sejati bukanlah sekadar kecanggihan teknologi, melainkan kematangan spiritual. Apalagi perihal paham akan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Generasi zaman now seharusnya menjadi generasi Beriman, atau biosa disebut juga generasi Rabbani. Mereka itu adalah generasi yang melek digital tapi tetap taat syariat. Mereka berkarya, berprestasi, dan berinovasi dengan niat ibadah, bukan sekadar mencari sensasi apalagi yang marak di zaman now nih, mencari followers atau subscribers.

  • Kembali ke Hati, Kembali ke Allah

Modernitas tidak boleh membuat kita kehilangan arah. Saat dunia semakin ramai, tenangkan diri dalam sujud. Saat banyak yang sibuk mengejar viral, kita tetap memilih menjadi orang yang diridhai Allah.

Karena sejatinya, ukuran sukses seorang Muslim bukanlah seberapa banyak pengikutnya, tetapi seberapa dekat hatinya dengan Allah SWT.

Jadi guys, zaman boleh berubah, tapi prinsip Islam tetap abadi. Jangan biarkan modernitas membuat kita kehilangan jati diri. Jadilah Muslim yang up to date dalam ilmu tapi tetap taat dalam iman, jadilah muslim yang senantiasa beriman, bukan muslim rebahan  ya. Sebab, kemajuan sejati bukan ketika dunia mengenal kita, melainkan ketika Allah meridhai kita. Gass ke ridha Allah!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top